Wednesday, April 1, 2009

Air Mata Ibu







Air mata ibu


mengalir,


bila mendengar tangisan si kecil,


masih merah salutan darah kelahiran.


Biarpun penat bersabung nyawa,


senyuman tetap terukir


ceria memekar taman jiwa.


Segala puncak sengsara


hancur semerta,


selamat zuriat melihat dunia...




Air mata ibu


menitis lagi,


bimbang resah mengulit diri,


sepanjang malam berjaga gelisah,


kerana si kecil masih mentah


meraung sakit ditimpa musibah...




Hari itu,


air mata ibu


bergerimis lagi,


bukan kepiluan


tapi kebanggaan,


melihat permata digilap kejayaan


tak kering bibirnya dengan senyuman,


tak lekang lidahnya pujian kesyukuran...




Takdir tuhan siapa menyangka,


harap panas bertahan


sang hujan bertamu ditengah laman...




Tika ini,


air mata ibu


bergenang kelukaan,


hati tua robeksarat calaran,


permata kebanggaan


hilang kilauan kemanusiaan,


didikan tinggi tiada pedoman,


akibat gelap hati iman


harta nafsu jadi panduan...




Kemuliaan ibu,


hilang


ditimbus padam,


insan mulia


yang sarat pengorbanan


ditinggal gersang...




Rintihan si ibu,


Kesepian...


Kesedihan...


Kekecewaan...




Bukan balasan jua,


cukuplah secebis kasih permata


sementara jasad bersisa nyawa


biar tenang menutup mata...










No comments:

Post a Comment